Mimbarjurnalis.com- Tanjungpinang, Investasi yang tinggi berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, serta pengentasan kemiskinan. Namun, realitas di Provinsi Kepri menunjukkan penurunan signifikan dalam realisasi investasi selama kepemimpinan Gubernur Ansar Ahmad.
Gubernur Ansar pernah berjanji untuk menciptakan 100 ribu lapangan kerja dalam lima tahun, atau 20 ribu per tahun. Sayangnya, pencapaian tersebut tidak sejalan dengan realitas.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Usaha Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepri, menunjukkan bahwa realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari 2021 hingga 2023 mengalami penurunan drastis, dengan total investasi turun sekitar 40,1% dari target yang ditetapkan.
Pada tahun 2020, realisasi investasi PMA mencapai 23,75 triliun, namun pada tahun 2021 menurun menjadi 15,23 triliun, dan semakin merosot menjadi 13,40 triliun pada tahun 2022. Tahun 2023, PMA kembali menurun menjadi 11,30 triliun, menjadikannya peringkat 15 secara nasional.
Penurunan serupa juga terjadi pada PMDN. Tahun 2020, PMDN mencapai 14,25 triliun dan berada di peringkat 10 nasional. Namun, pada tahun 2021, investasi PMDN menurun menjadi 9,77 triliun dengan peringkat 14.
Pada tahun 2022, angka ini anjlok ke 4,81 triliun, menduduki peringkat 23, dan kembali meningkat sedikit menjadi 8,85 triliun pada tahun 2023, namun hanya berada di peringkat 16.
Secara keseluruhan, total investasi (gabungan PMA dan PMDN) juga mengalami penurunan dibandingkan target realisasi. Pada tahun 2020, total investasi yang masuk mencapai 38 triliun dari target 46 triliun.
Sedangkan pada tahun 2021, jumlah investasi hanya 25 triliun dari target 44,1 triliun, dan pada tahun 2022, total investasi merosot lagi menjadi 18,22 triliun dari target 52,32 triliun. Di tahun 2023, total investasi tercatat 20,16 triliun, jauh di bawah target 26,46 triliun. (Maman)