MimbarJurnalis.com, Jakarta – Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Pahala Mansury, menyatakan pengiriman bantuan kemanusiaan dari Pemerintah RI untuk warga Palestina di Gaza dibagi atas dua gelombang.
“Hari ini batch (gelombang) pertama yang utamanya berasal dari masyarakat, Kemenkes dan TNI,” kata Pahala melalui keterangan tertulisnya, menjelang agenda pelepasan bantuan kemanusiaan di Base Ops Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta Timur di Jakarta, Sabtu (4/11/2023).
Pengiriman bantuan gelombang pertama yang akan diterbangkan ke Gaza, berupa alat-alat kesehatan, sanitasi, makanan, kantong tidur, dan perlengkapan musim dingin seberat total 51 ton.
Bantuan kemanusiaan itu diangkut menggunakan dua pesawat C-130 Hercules bernomor ekor A-1327 dan A-1328 berasal dari Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32 TNI AU.
Pesawat tersebut juga membawa total 42 kru pesawat dan dua perwira menengah TNI dari Kementerian Pertahanan yang bertugas sebagai penghubung.
Selain TNI, Mabes Polri juga memberangkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza menggunakan satu pesawat sewa Boing 737 Garuda Indonesia.
Sebanyak tiga pesawat itu diberangkatkan dari Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu pagi, dengan didampingi dua pesawat Hercules cadangan.
Rute penerbangan dalam misi kemanusiaan menuju Gaza itu melintasi Lanud Halim Perdanakusuma (Jakarta)-Aceh-Yangon (Myanmar)-New Delhi (India)-Abu Dhabi (Uni Emirat Arab)-Jeddah (Arab Saudi)-El Arish (Mesir).
Bantuan gelombang kedua diperoleh melalui sumber pendanaan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI.
Pahala mengatakan, bantuan gelombang kedua berupa obat-obatan dan alat kesehatan.
“Kami harap bantuan ini akan bisa meringankan beban dari kebutuhan sehari-hari, meringankan beban masyarakat di Gaza,” katanya.
Pahala mengatakan, bantuan itu akan diserahterimakan ke Bulan Sabit Merah Mesir, kemudian disalurkan ke Gaza oleh UNRWA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East).
“Rencananya kami akan serahkan bantuan ke Bulan Sabit Merah Mesir. Kita sudah koordinasi intens dengan mereka yang dapat kewenangan dari Pemerintah Mesir,” katanya.
Dia mengatakan, Mesir negara yang berbatasan langsung dengan Gaza, sebagai satu-satunya ruang atau jalur penyaluran bantuan dan jalur perlintasan manusia via Rafah.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyatakan, sedikitnya 9.227 orang tewas, termasuk 3.826 anak-anak dan 2. 326 wanita sampai Kamis (2/11/2023).
Selain itu, dilaporkan sejumlah 32.000 orang lainnya terluka.
Sementara itu, di wilayah pendudukan Tepi Barat, Palestina, korban tewas mencapain 139 orang, 2.100 orang terluka, serta 1.960 orang ditahan oleh Israel sampai Rabu (1/11/2023).
Sedangkan, jumlah warga Israel yang tewas mencapai sedikitnya 1538 orang, termasuk 333 tentara dan 58 polisi, serta 5. 431 terluka.
Seperti dilansir sejumlah sumber, Hamas-gerakan Islam dan nasionalisme Palestina yang menentang pendudukan Zionis- telah meluncurkan ribuan roket dari Jalur Gaza ke Israel dan melakukan serangan langsung ke beberapa lokasi di Israel , Sabtu (7/10/2023).
Hamas mengklaim, serangan dengan nama Operasi Badai Al Aqsa itu untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi. Serangan itu juga disebut balasan atas tindakan provokatif Israel di situs suci Yerusalem dan terhadap warga Palestina yang ditahan.
Sementara itu, Pasukan Israel tak tinggal diam dan membalas serangan Hamas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi. Operasi ini menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza.
Gaza adalah wilayah Palestina yang pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman, sebelum diduduki oleh Inggris dari 1918 hingga 1948, dan Mesir dari tahun 1948 hingga 1967.
Sumber: Infopublik.id